Puasa intermiten atau intermittent fasting telah menjadi tren gaya hidup sehat yang semakin populer di berbagai kalangan. Tidak hanya untuk menurunkan berat badan, tetapi juga dipercaya mampu meningkatkan metabolisme tubuh, mengatur kadar gula darah, hingga memperpanjang umur biologis. Meski terlihat sederhana, banyak orang menjalani metode ini dengan cara yang kurang tepat. Artikel ini akan membahas secara detail tips intermiten yang benar agar hasil yang didapat maksimal dan tetap aman untuk tubuh.
Apa Itu Intermittent Fasting?

Intermittent fasting (IF) adalah pola makan yang mengatur kapan waktu makan dan kapan waktu puasa, bukan tentang apa yang dimakan. Konsep dasarnya adalah membagi waktu dalam satu hari atau satu minggu ke dalam jendela makan dan jendela puasa. Selama jendela puasa, hanya minuman bebas kalori seperti air putih, teh tawar, atau kopi hitam yang diperbolehkan.
Manfaat Puasa Intermiten
Sebelum masuk ke tips, penting untuk mengetahui manfaat dari puasa intermiten. Beberapa studi menyebutkan bahwa IF dapat membantu:
- Menurunkan berat badan secara stabil
- Mengontrol kadar insulin dan gula darah
- Meningkatkan fungsi otak dan fokus
- Meningkatkan hormon pertumbuhan
- Memperbaiki kualitas tidur
- Menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker
Metode Intermittent Fasting yang Umum Digunakan

1. Metode 16:8
Metode paling populer di mana Anda berpuasa selama 16 jam dan memiliki jendela makan selama 8 jam. Contoh: makan dari jam 12 siang hingga 8 malam, lalu puasa sampai keesokan harinya jam 12 siang lagi.
2. Metode 5:2
Makan seperti biasa selama 5 hari dalam seminggu, dan pada 2 hari lainnya hanya mengonsumsi sekitar 500–600 kalori per hari.
3. Eat-Stop-Eat
Puasa selama 24 jam penuh, satu atau dua kali dalam seminggu. Misalnya dari jam 7 malam hari ini sampai 7 malam besok.
Tips Intermiten yang Benar dan Aman

Jangan asal ikut tren. Pilih metode puasa yang realistis untuk dijalani sesuai aktivitas harian, pekerjaan, dan kondisi kesehatan Anda. Misalnya, jika Anda bekerja dengan jam kerja panjang, metode 16:8 lebih fleksibel dibandingkan metode 5:2.
Tips Intermiten: Hindari Makan Berlebihan Saat Jendela Makan
Banyak orang salah kaprah dengan ‘balas dendam’ saat jendela makan tiba. Hal ini justru akan membuat puasa tidak efektif. Fokuslah pada asupan seimbang yang kaya protein, serat, lemak sehat, dan cukup kalori harian.
Tips Intermiten: Penuhi Asupan Cairan
Saat puasa, tubuh tetap membutuhkan cairan agar tidak dehidrasi. Minumlah air putih minimal 2 liter sehari, dan bisa ditambah teh hijau atau kopi hitam tanpa gula untuk membantu menekan rasa lapar.
Hindari Gula dan Makanan Olahan
Jendela makan bukan berarti bebas makan apapun. Hindari makanan tinggi gula, karbohidrat olahan, dan junk food yang bisa memicu lonjakan insulin dan membuat Anda cepat lapar kembali.
Dengarkan Sinyal Tubuh
Jika merasa pusing, lemas ekstrem, atau mengalami gangguan tidur, ada kemungkinan metode yang dijalani tidak cocok untuk Anda. Segera sesuaikan atau konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter.
Tips Intermiten: Tetap Aktif Bergerak
Berolahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau latihan kekuatan ringan tetap penting meski sedang berpuasa. Ini akan membantu membakar lemak lebih efisien tanpa membuat tubuh stres.
Konsisten dan Bersabar
Jangan berharap hasil instan. Puasa intermiten adalah pola hidup, bukan diet cepat. Butuh waktu beberapa minggu hingga tubuh bisa beradaptasi dan menunjukkan hasil yang signifikan.
Tips Intermiten: Jangan Lewatkan Tidur Berkualitas
Puasa tanpa istirahat yang cukup hanya akan memperburuk metabolisme. Usahakan tidur malam minimal 6–8 jam untuk mendukung proses regenerasi tubuh.
Siapa yang Tidak Disarankan Melakukan Intermiten?
Meskipun IF sangat efektif untuk banyak orang, namun ada kondisi tertentu yang tidak disarankan untuk menjalani puasa intermiten, seperti:
- Wanita hamil atau menyusui
- Anak-anak dan remaja dalam masa pertumbuhan
- Orang dengan gangguan makan (eating disorder)
- Penderita diabetes tipe 1 atau gangguan metabolik serius
Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan profesional medis sebelum memulai IF secara rutin, terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu.
Intermiten Bukan Sekadar Tren, Tapi Gaya Hidup
Puasa intermiten bisa menjadi strategi hidup sehat yang sangat efektif jika dilakukan dengan cara yang benar dan terukur. Kuncinya adalah konsistensi, pemahaman akan kebutuhan tubuh, serta keseimbangan antara pola makan dan gaya hidup. Dengan mengikuti tips intermiten yang benar, Anda tidak hanya akan mendapatkan tubuh ideal, tapi juga kesehatan jangka panjang yang lebih baik.
Ingat, tidak ada metode diet yang cocok untuk semua orang. Dengarkan tubuh Anda dan jalani prosesnya dengan penuh kesadaran. IF bukan hanya soal menahan lapar, tetapi tentang membentuk hubungan yang lebih sehat dengan waktu, makanan, dan diri sendiri.